Jabodetabektoday – Bogor – Jembatan layang atau skybridge di Stasiun Bojong Gede masih kurang sosialisasi, padahal skybridge ini banyak dapat menghindari kemacetan.
Kemacetan yang kerap terjadi di Bojonggede ini disebabkan jalan sempit, ditambah para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memakan bahu jalan.
Padahal skybridge ini sudah lama dibuat. Skybridge Bojonggede dibangun selama 2022-2023 dan memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter.
Ketika itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (9/12), meresmikan pengoperasian Sky Bridge atau Jembatan Penyeberangan Layang, yang menghubungkan Stasiun Kereta Rel Listrik KRL Bojonggede, dengan Terminal Tipe C di Kabupaten Bogor.
Jembatan yang memiliki panjang 243 meter dan lebar 3 meter ini, dibangun oleh Kemenhub melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menggunakan dana APBN sebesar Rp. 18,33 Miliar, serta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang membantu pembebasan lahan. Pembangunannya dilakukan mulai tahun 2022 s.d 2023
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala BPTJ Suharto menjelaskan akan terus berkolaborasi dengan Pemkab Bogor untuk mengembangkan Skybridge dengan konsep Transit Oriented Development (TOD)/Kawasan Berorientasi Transit.
“Kehadiran jembatan ini akan semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses transportasi massal. Terlebih, pengguna KRL di Bojong Gede jumlahnya sangat masif, melayani sekitar 70 ribu penumpang per harinya.
Ia mengatakan setelah diresmikan, jembatan ini diserahterimakan untuk dikelola pemerintah kabupaten bersama dengan PT. Kereta Commuter Indonesia. “Pada kesempatan kali ini juga diserahkan 35 unit shelter/halte, untuk mendukung pengoperasian angkutan umum di kota bogor dengan skema Buy The Service (BTS) BISKITA Transpakuan Bogor,” imbuhnya. (Hais)