Jabodetabektoday.com, JASINGA, Puskesmas Curug meluncurkan inovasi baru bernama PA TIMAS BELI JAMBU (Pemeriksaan Tripel Eliminasi di Posyandu) dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil di wilayahnya. Inovasi ini bertujuan untuk mempermudah ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan laboratorium terkait tiga infeksi utama yang rentan ditularkan dari ibu ke janin, yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus), Sifilis, dan Hepatitis B. Ketiga infeksi ini berisiko menyebabkan morbiditas, disabilitas, hingga kematian pada ibu serta mempengaruhi kualitas hidup anak yang terdampak.
Kepala Puskesmas Curug, Alih Yuliadi, SKM, menyampaikan pentingnya inovasi ini dalam meningkatkan cakupan pemeriksaan tripel eliminasi bagi ibu hamil. Berdasarkan data tahun 2022, cakupan pemeriksaan tripel eliminasi di Puskesmas Curug hanya mencapai 2,64%, jauh dari target Kabupaten Bogor yang sebesar 90%.
“Dengan PA TIMAS BELI JAMBU, kami berharap dapat meningkatkan cakupan pemeriksaan tripel eliminasi bagi ibu hamil yang selama ini masih rendah. Pada tahun 2022, cakupan pemeriksaan triple eliminasi di Puskesmas Curug hanya mencapai 2,64%, jauh dari target Kabupaten Bogor yang sebesar 90%” ujarnya.
Hingga saat ini, lebih dari 90% kasus infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak terjadi akibat transmisi dari ibu. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa pada tahun 2021, prevalensi ibu hamil dengan infeksi HIV adalah 0,18%, sementara infeksi Hepatitis B mencapai 1,61%. Di Kabupaten Bogor sendiri, pada tahun 2022 terdapat 42 ibu hamil positif HIV, 20 ibu hamil positif Sifilis, dan 770 ibu hamil positif Hepatitis B. Khusus di wilayah kerja Puskesmas Curug, dari 453 ibu hamil, hanya 12 yang melakukan pemeriksaan tripel eliminasi, dengan 2 di antaranya terdeteksi positif Hepatitis B.
PA TIMAS BELI JAMBU dihadirkan untuk pencegahan dan penanggulangan infeksi menular pada ibu hamil serta mencegah penularan penyakit dari ibu ke anak. Program ini dirancang untuk memudahkan ibu hamil melakukan pemeriksaan di posyandu, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan.
Santi Oktaviani, penanggung jawab inovasi di Puskesmas Curug, menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan segera. Dalam rangka memutus rantai penularan ketiga penyakit infeksi ini, kami harus bersama-sama melakukan deteksi awal atau skrining saat awal kehamilan, pengobatan sedini mungkin ketika sudah terdiagnosis, dan imunisasi.
“Kurangnya cakupan pemeriksaan tripel eliminasi pada ibu hamil menjadi dasar dari pengembangan inovasi ini. Jika dibiarkan, hal tersebut akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan dan komplikasi yang dialami oleh ibu hamil yang tidak diketahui sejak dini,” jelasnya.
Melalui PA TIMAS BELI JAMBU, Puskesmas Curug berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular pada ibu hamil. Inovasi ini diharapkan dapat memutus rantai penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B, serta meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak di wilayah Puskesmas Curug.