News  

Polres Jakpus Milik 3 Strategi Berantas Narkoba

Jabodetabektoday.com; JAKARTA- Kepqlq Satuan Reserse Narkoba Polres Jakpus AKBP Iverson Manosoh mengatakan; pihaknya memiliki 3 strategi untuk memberantas narkoba.


” Strategi ini memadukan tiga variabel pendekatan yaitu soft power, hard power dan smart power, dengan mengerahkan semua sember daya dan potensi masyarakat,’ kata Iverson, Rabu (22/5).


“Pendekatan soft power tidak hanya sebatas edukasi dan sosialisasi, namun juga membangun ketahanan dan membentengi diri dengan menanamkan nilai-nilai agama dan sosial yang kuat, yang dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga ke lingkungan kita berada,” lanjutnya.


Dia menuturkan, upaya pendekatan kepada masyarakat dilakukan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro melalui Jumat Curhat untuk mengetahui persoalan ditengah- tengah masyarakat.


“Upaya ini diperkuat dengan hadirnya program Jumat Curhat Plus Bapak Kapolres Metro Jakarta Pusat setiap Minggu.Sebuah kegiatan rutin Polres Metro Jakarta Pusat di mana masyarakat dapat langsung beriteraksi, berdialog dengan jajaran kepolisian untuk menyampaikan keluh kesah dan aspirasinya, termasuk terkait isu narkoba,” jelasnya.


Dia mengungkapkan, langkah soft power yaitu mendekati pihak yang memiliki pengaruh seperti guru dan karang taruna.
“Pendekatan soft power ini juga melibatkan pelajar, guru, karang taruna serta potensi masyarakat lainnya seperti ibu-ibu jumantik dan PKK, FKDM, tokoh masyarakat dan toko agama, dan stakeholder( pemangku kepentingan) lainnya untuk membangun ketahanan masyarakat secara menyeluruh,” ujarnya.


Mantan Kapolsek Tambora ini menuturkan, pendekatan kemasyarakatan sangat penting untuk mengetahui persoalan yang ada ditengah- tengah masyarakat.

“Pendekatan ini penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan bebas dari narkoba,” ungkapnya.
Selain itu, ditegaskannya, edukasi disekolah- sekolah juga sangat penting karena sasaran peredaran narkoba adalah sekolah.

“Siswa dan sekolah dapat menjadi agen edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba kepada teman sebaya,” imbuhnya.

“Guru dapat berperan dalam memberikan materi pembelajaran dan pembinaan karakter kepada siswa. Karang taruna dan ibu PKK dapat membantu dalam kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat,” lanjutnya.


Kedua tegasnya, pendekatan hard power pun tetap dilakukan secara seimbang dan tegas terhadap bandar dan pengedar, termasuk melalui pendekatan penanganan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untuk memiskinkan mereka.


Ketiga adalah pendekatan smart power memanfaatkan teknologi dan media untuk edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba. Kolaborasi dan komitmen bersama yang kuat menjadi kunci utama.


“Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih lebih banyak orang baik daripada penyalahguna narkoba,” katanya.
Dia mengatakan, pihak Polres Metro Jakarta Pusat juga berkerjasam dengan instansi pemberatan narkoba seperti BNN.

“Polri dan BNN tidak cukup, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.


Dia mencontohkan, program Kampung Tangguh Narkoba yang digagas oleh Polri.Diharapkan, melalui strategi “mengeroyok” ini, diharapkan terwujud kampung-kampung di Jakarta Pusat yang bebas dari narkoba.


“Kita harus bersatu, bergandengan tangan, dan saling bahu membahu untuk memerangi narkoba,” tutupnya.(sapuji)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *