KABUPATEN BOGOR – Petani petai Bambang Wicaksono menyebut Februari adalah bulan berkah buat petani petai. Berapa tidak, jumlah tanaman petai sudah bisa dipanen sejak penyerbukan buah petai, dan ini memerlukan waktu kurang lebih antara 3-4 bulan.
Mendekati puncak bukit Godjali menghentikan langkahnya dan mengajak kami ke arah pohon petai yang sangat tinggi yang tumbuh di tepi tebing.
“Sebentar ya saya metik petai dulu, lumayan buat lalap di rumah,” ujar Bambang petani petai mantan pimpinan tabloid Monitor.
Tak perlu menunggu terlalu lama, Bambangi segera memanjat pohon petai itu. Kami cukup dibuat berdebar saat menyaksikan Bambang memanjat. Pasalnya ranting-ranting pohon tempat Godjali memanjat mengarah langsung ke tebing.
Namun Bambang terlihat sangat lincah mengayunkan kakinya dari ranting yang satu ke ranting yang lain dan memetik beberapa gepok petai.
Petai-petai itu lantas dijatuhkannya ke tanah agar tak mengganggu langkahnya di atas pohon.
Petai adalah hidangan sederhana itu sangat terasa nikmat. Petai muda yang baru saja dipetik dari bukit, bisa dipanen hingga 200-300 Ton.
” Biasanya sudah ada pedagang pasar Kemang yang menampung. Jadi tinggal diantar, “ujar Bambang
Petai itu terasa sangat berbeda dari petai yang biasa kami beli di pasar. Petai muda yang masih sangat segar tersebut masih menimbulkan suara “kriyuk” saat kami mengigitnya. Sangat nikmat.
“Petai itu kami petik di puncak bukit pada pagi harinya, ” ujar Bambang.
Saat itu kami dan Godjali tengah berjalan menuju puncak bukit sekitar Gunung Bundar untuk memanen durian.
PETAI KUALITAS
Petai memiliki rasa yang sana, namun ada yang beda dengan petai yang baru saja dipetik begini pasti beda rasanya. Ada manis-manisnya begitu. Beda dengan petai yang sudah dijual di pasar
Bagi Anda penggemar petai, merasakan petai segar yang baru saja dipetik dari pohon ini akan membuat pengalaman makan Anda begitu berkesan. (Hais Quraisi)