JABODETABEKTODAY.com- BOGOR KOTA – Awalnya, sampak APK akan disortir lalu dipindahkan secara estafet ke ruang utama pengolahan untuk dicacah menjadi biji atau serpihan plastik. Beberapa APK berbahan flexi seperti baliho atau banner, disobek terlebih dulu secara manual untuk memudahkan masuk dalam proses pencacahan.
Walikota Bogor Bima Arya menyebutkan, hasil daur ulang setelah dicacah, barulah APK dicampur dengan sampah plastik dan alumunium, yang juga sudah melalui proses pencacahan untuk selanjutnya masuk dalam mesin pencetakan bahan konstruksi jenis balok atau papan dan sebagainya.
“Jadi sekitar 30 persennya itu dari sampah visual dari APK, dari banner tadi. Kemudian diproses menjadi lumer menjadi seperti ini (bahan konstruksi jenis balok dan papan),” ujar Bima.
Bahan konstruksi ini, selanjutnya akan digunakan untuk membuat kerangka atau pondasi sumur resapan yang di tanam di dalam tanah, untuk membangun sumur resapan di Kota Bekasi.
Ke depan, lanjut Bima Arya, balok dan kayu hasil produksi ini juga bisa dijadikan paving block atau dicetak langsung dari sampah plastik, alumunium dan APK menjadi paving block..
Keberadaan TPS3R Mekarwangi yang ada sejak tahun lalu ini, merupakan kolaborasi mengolah sampah plastik, Pemkot Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkolaborasi dengan WWF, Plastic Smart Cities A Global city initiative to keep plastic out nature by 2030, Rekan Nusantara Foundation dan Sumpah Sampah dan Satgas Naturalisasi Ciliwung. (Hais)